Tak
biasanya Novita melamun. Tapi hari iini entah kenapa, dibandingkan menjawab
setumpuk surat dimejanya, ia memilih untuk memandang keluar jendela dan
memperhatikan suasana di luar ruangannya.
Tampak
beberapa murid sedang menunggu dengan gelisah, kebanyakan cewek dan mungkin
satu dua orang cowok. Ada yang wajahnya gelisah, ada yang memilin-miin rambut,
ada yang meremas-remas jari dengan gelisah, dan anehnya semuanya diam seperti
menunggu sesuatu. Tiba-tiba seorang murid mendekati mereka sambil membawa
setumpukan selembaran.
“sudah
terbit! Majalah sekolah sudah terbit !!”
Semua
murid yang berkerumunan itu tampak bersorak dan spontan mendekati cowok itu,
berebutan selembaran dan membacanya.
“cepet!
Cepet! Buka rubric curhat! Aduh, ngak kelihatan nih, sonoan gih! Lo bacain deh!
Cepet!”
Seorang murid cewek membaca dengan
suara khas cempreng dengan keras “ Dear Peri Curhat, tolong gue, gue naksir
temen sekelas gue, tapi dia ngak pernah peduliin gue, gimana dong? Ani”
“solusinya! Cepetan solusinya!!”
Murid
itu kembali membaca “ Dear Ani, Peri curhat kasih saran ke lo, kalau lo diam
atau kabur setiap ada dia, gimana lo mau dipeduliin sama dia? Nah lo harusnya
ngajak ngobrol doi, lalu sesekali ajak dia ke kantin bareng atau pulang bareng,
atau bias disebut pedekate lah. Setelah kalian makin kenal, kalau dia punya
perasaan yang sama kayak lo, pasti doi ngak bakal ngak pedulI sama lo lagi”
Murid itu dan beberapa murid yang
lain menggangguk-angguk seperti sedang mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat
berharga. Ia berkata pada dirinya sendiri, seolah baru saja memahami sebuah
informasi yang sangat penting
“pedekate” katanya “bener juga!”
murid itu menyatukan kedua tangan di dada dengan pandangan memuja dan
menampakkan wajah terharu seperti hamper menangis “peri curhat, pinter
bangeeeeeetttt!!!”
Novi tersenyum sendiri. Bagaimana
tidak yang disebut peri curhat itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Novi
bahagia melihat mereka. Ia selalu merasakan hal yang sama meski telah
berkali-kali menyaksikan hal tersebut. Ia bangga bias membantu orang lain dan
menyelesaikan masalah mereka.
Ibunya sudah lama meninggal, novi
teringat akan ibunya. Ia selalu merasa ada rasa manis menyelinap saat kenangan
ibunya menyeruak. Tapi ibunya tetap hidup dalam hatinya. Meski ibunya tidak
bias menemaninya hingga dewasa, namun kenangan akan kelembutan dan kasih sayang
sang ibu cukup mengantar novi melewati masa sulit dalam pertumbuhannya dari
seorang gadis cili menjadi seorang remaja.
Ibunya adalah seorang psikolog,
snagat pintar mencari solusi dan menghibur orang lain serta mencairkan solusi
untuk masalah yang orang lain hadapi. Yang membuatnya bangga kini, novi merasa
sedikit banyak mewarisi kemampuan ibunya. Sudah hamper setahun novi bertugas
mengasuh sebuah rubric curhat di majalah sekolah dengan nama rubric “Peri
Curhat”
Rubric Curhat itu diciptakan oleh
ketua redaksi majalah sekolah. Donny. Novi yang tertarik untuk membantu maslah
orang lain, langsung mendaftarkan diri untuk menjadi anggota tersebut. Setelah
beberapa kali bias menjawab surat dengan baik. Maka ditetapkanlah dia sebagai
penasuh tetap rubric tersebut.
“ hei Novi ada surat “ , Donny masuk
dan membawa setumpuk surat
Novi meringis “taruh saja don”
Dengan gembira dilihatnya surat –
surat tersebut. Lama-lama rubric ni makin banyak peminat, novi bahagia. Dengan
begitu ia tau orang-orang semakin menghargai usahanya. Ia senang karena dengan
bagitu ia tau bantuannya benar-benar bermanfaat buat mereka.
“gue seneng banget kalau ngelihat
wajah lo senyum kayak gitu” kata Donny
“ pastinya lo juga seneng rubric
kita disenangi banyak siswa kan?”
Mereka saling senyum dan bangga
Tepat pada saat itu pintu terbuka
seorang siswi yang dikenali Novi memasuki ruangan
“ donny!!” sapa yuni
Yuni yang adalah seorang siswi yang
merukapak sepupu Novi dan tinggal bersama Novi dalam sebuah rumah kontrakan
bersama. Langsung menarik tangan Donny.
“Nov, gue pinjem Donny dulu ya”
Donny
kebingungan “hei gue mau dibawak kemana? Lo mau culik gue ya??”
“sudah dia saja, gue lagi serius”
Novi yang menonton dari belakang
meja Cuma menggangkat bahu dan membenahi surat-surat karena sebentar lagi bel
berbunyi.
Yuni
membawa Donny ke koridor sekolah yang sepi. Dan mengeluarkan surat dari tasnya
dan memberikan kepada Donny
“apa itu?” Tanya Donny “kalau memang
ingin ikutan Rubrik, kenapa ngak langsung kasih ke Novi? Kan kalian satu
rumah?”
“ini bukan untuk rubric. Don lo kan
sekelas sama haikal?”
Donny
menggangguk
“nah tolong kasih surat ini ke
Haikal, tapi jangan aa sampai yang tahu, mengerti?”
Donny tersenyum “waw surat cinta
ya?”
“pokoknya lo ngak perlu tahu!”
“pokoknya kasih saja ! harus sampai ke tangan nya! Kalau ngak sampe ke tangan
nya tiap kali lo telpon ke rumah nannyain Novi, langsung gue tutup!”
“waduh ngancam nih?”
“iyaaaa!! Udah ya. Dah!”
Donny menatap surat itu sambil
menatap Yuni pergi
“dasar Haikal. Apa sih yang dia
punya? Kok bias dapetin ceek bar uterus. Putus, dapet, putus, dapet, ngak perlu
repot lagi, langsung dikirimi surat cinta. Lah gue sebiji pun belum penya
cewek” donny menggelengkan kepala nya.
“plak”
linda menapar haikal dikelasnya. Haikal sudah sering menerima perlakuan seperti
itu dari para cewek. Tapi dia santai saja
“kenapa lo mutusi gue?” marah Linda
“Gue kan sudah bilang kemarin, kalau
kita ini tidak cocok. Karena setelah gue piker- piker ternyata lo bukan cewek
yang tepat buat gue!”
“ coeok
berengsek!lo itu emang pantasnyabukan dengan kita0kita!! Tapi dengan kuda
betina!”
Dengan
membentak Lindan meninggalkan kelas itu. Donny yang melihat kejadian itu
langsung menghampiri Haikal.
“kenapa lo di tamapar lagi?”
“dasar cewek. Hobby nya nampar.
Mendinan pedekate dengan kuda betina. Setidaknya dia tidak suka nampar”
Tawa donny meledak
“ada temannya di tampar malah
ketawa. Gimana sih?”
“tenang saja. Ada obatnya nih” donny
melempar surat Yuni ke Haikal. “gue penasaran sama lo, lo pakek minyak
nyong-nyong apaan sih buat memikat cewek-cewek?”
Haikal
tersenyum sambil membuka surat Yuni. Donny dudukdi hadapannya
“eh gue serius nih. Lo dengan
mudahnya gonta-ganti cewek, bahkan mereka lagi yang naksir sama lo. Lo dengan
gampangnya mutusi mereka. Sedangkan gue satupun juga susah banget”
Haikla menatap Donny dengan serius
“don, lo beruntung tau ngak? Gue
bahkan mau jadi lo. Yang ngak pernah di gampar oleh cewek”
Donny terdiam, lalu ia kembali
tertawa terbahak-bahak.
“
apa enaknya sih mikirin masalah orang lain? Tanya Jemi.
Jemi
adalah kakak sepupu Novi yang merupakan kakak kandung Yuni. Mereka tinggal
bersama karena orang tua mereka tinggal di luar kota. Dari pada Novi kos
sendirian, jemi yang sudah bekerja yang sudah mengontrak mengajak Novi tinggal
bersama. Novi sekamar dengan Yuni di rumah itu. Dan Novi sangat beruntung
mempunyai sepupu sebaik mereka.
“kayak ngak punya masalah sendiri
aja. Kalau gue mah ogah. Masalah di kantor saja sudah buat pusing!”
“mana ngak di bayar lagi….capek
deh….” Sahut Yuni. Sambil menyomot ikan yang tadi dimasak oleh yuni dan Novi.
Mereka selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama. Katanya untuk
menjaga kerukunan dan kekompakan mereka
“kalian jangan salah. Ada enaknya
kok. Kita bias dengeri maslah pribadi orang lain dan tahu rahasinya. Dan kita
juga bias belajar dari masalah mereka dan nambah pengalaman gitu”
“oh ya? Ada ngak cewek yang curhat
pengen dapet pacar? Kenalin ke gue dong! Gue lagi jomblo nih!” kata Jemi
“ih dasar” gerutu Novi “malah
akhir-akhir ini banyak surat yang masuk tentang di putusi cowok, diputusin
tanpa sebab dan hebohnya lagi cowok itu adalah orang yang sama”
“maksud lo stu orang?”
“iyaa!”
“ngak bener tu cowok. Playboy
banget! Kalian berdua harus hati-hati kalau mencari pasangan. Teliti dulu. Ada
belangnya atau ngak” kata Jemi sambil berhenti makan dan melihat kedua adiknya
itu
“ emangnya kucing…..”
“siapa sih ?” sambung Yuni
penasaran.
“ eit rahasia. Walaupun Cuma majalah
sekolah kita punya kode etik. Jadi gue ngak bole ember. Ntar malah timbul
gossip di sekolah”
“ih pelit banget. Gue kan juga
ikutan bacain surat lo, ntar gue cari sendiri!”
“jangan dong, kan kasian…”
“ apa nya yang kasian? Cowok playboy
kayak gitu biarin aja jadi gossip! Lagipula, Novi lo harus buat pengumuman
besar, agar gadis-gadis di sekolah kalian bias berhati-hati!!” Jjemi membela
adiknya
“nah gue setuju itu, biar kapok tuh
cowok” Yuni mendukung
Mereka
bertiga tertawa
Donny
masuk ruang redaksi. Ia berhenti dengan ragu. Apakah ini saat yang tepat. Sudah
lama ia menaruh rasa kepada adik kelasnya, yang sekarang jadi rekan timnya
dalam rubric majalah sekolah. Sebagai seorang cowok. Ia bias menilah Novi
dengan nilai sembilankoma Sembilan. Nyaris tidak ada kurangnya. Novi gadis yang
pintar, cantik, baik hati dan punya semngat tinggi. Donny menarik tangannya dan
tadinya di taruh di belakang tubuhnya. Dia telah membuat sebuah gantungan hati
yang bertulis I LOVE YOU. Sangat manis yang akan di berikan untuk Novi untuk
menyatakan cinta.
“hey Donny!!”
Donny buru-buru memmasukkan
gantungan itu ke dalam kantungnya. Menyesali keraguannya dan buru-buru menuju
Novi yang sedang serius.
“lo ngapain bengong disitu?”
“eh ngak Cuma lagi mikirin sesuatu
aja”
“lo kenal Haikal anak kelas 3 IPA?”
Tanya Novi
Dony menggakat alisnya
“sekelas sama gue, kenapa? Ada dia
ikutan ngirimin surat?” donny tersenyum
“bukan baegitu, tapi gawat tu temen
lo. Tau ngak belakangan ini banyak surat masuk yang mengaku di putusi Haikal.
Kalau gue ngak salah hitung, lebih dari sepuluh cewek yang isi suratnya mengaku
di putusi oleh temen lo si Haikal itu”
“Haikal? Dasar tu anak makin parah
aja” jawab donny tak percaya
“memmang gia. Keterlaluan banget.
Mempermainkan cewek. Dia anggap cewek itu apa?” novi kesal dan beranjak keluar
ruangan “gue mau lihat yang mana si playboy itu. Gue mau Tanya alas an dia
menyakiti banyak cewek kenapa!!!”
Donny menarik tangan Novi, mencegah
kepergiannya.
“eit lo mau kemana?
“yam au nyari temen lo yang playboy
itu. Sok paling capep aja tu anak!
“novi kok marah? Inget kode etik
kita kan? Harus professional. Jangan samapai terbawa suasana!!”
“habis dia keterlaluan banget.
Banyangin sepuluh cewek. Belum lagi korban lain yang malu untuk mengaku”
“baru sepuluh, sudah, biarin aja
urusan dia. Lagipula belum seluruh cewek di sekolah ini. Buktinya kamu belum di
rayu sama dia”
“gue? Mending pacaran sama lo daripd
kucing garong kayak dia. Idih amit-amit”
“lo mau pacaran sama gue? Serius?”
“di ajak ngomong serius malah
ngeledek”
“sudahlah Nov, itu masalah pribadi
temen gue. Lagi pula gue udah lama kenal. Gue tahu sifatnya. Dia itu anak yang
baik kok”
“terserah deh, kalau dipikir-pikir
kenapa gue mesti repot ya?
Donny
mengangguk. Ia menggenggam celana nya dengan berdebar. Perlahan dikeluarkannya
gantungan kunci itu dari sakunya.
“Novi…..” mengangkat wajahnya dan
melihat Novi ingin keluar pergi
“Novi! Mau kemana?”
“ke toilet! Ngak bole juga?”
Donny
menghela nafas melihat Novi pergi
Novi
melirik Yuni dari atas buku yang sedang dibacanya. Sepupunya sedang berdandan
di depan cermin. Malam ini yuni sangat berhati-hati dalam merias wajahnya.
Begitu juga pakainya. Itu baju yang baru dibeli minggu lalu dengan Novi. Model
paling Hits saat ini. Dan Yuni tampak begitu cantik malam ini. Yuni
memnyemprotkan parfum ke tubuhnya.
“mau ngedate nih?” Novi bersuit
nyaring
Yuni memutar tubuhnya “ gimana?
Bagus ngak?
“cantik
banget”
Mata yuni bersinar “Suer?? Tapi
kenpa gue ngerasa lo lebih cantik. Sementara gue… ngak pede sama penampilan
gue. Rasanya selalu ngak pas”
“yuni” Novi berkata lembut. “lo
cantik pakai itu. Kenapa harus ngak pede? Yakin dong bahaw lo cantik. Btw, mau
kemana nih?
“makan”
“sama siapa?”
“rahasia”
“cowok kan? Nah buktinya cowok aja
ngajak lo makan, berarti lo cantik” kata Novi “tapi Yni, di Jakarta kita Cuma
betiga, sementara orang tua jauh. Kita harus saling jaga dong. Jadi wajar kalau
gue khawatir lo mau pergi sama siapa dan kemana?”
“ya ampun nov, kak jemi aja ngak
repot gini. Denger y ague baru jadian sama anak kelas tiga. Sekarang gue mau
dinner pertama sama dia mau nyobain café baru. Tenang aja jam 10 juga sudah
balik. Puas?” keluh Yuni
Novi tak peduli dan kembali membaca
“batesnya jam Sembilan”
“ya ya ya, kalau ada mama disini dia
ngak akan sebawel lo Nov” gerutu Yuni “ pergi dulu ya!”
Novi tersenyum gelid an melanjutkan
membacanya
Bel
istirahat baru saja berbunyi. Haikal beranjak dari bangkunya untuk menghampiri
Donny yang sedang membereskan berkas-berkasnya. Akhir-akhir ini sobatnya sibuk
dengan rubric majalah sekolahnya. Jadi meraka jarang sekali nongkrong bareng.
“tambah sibuk aja nih?”
Donny tersenyum dan meoleh “ iya,
biasa, urusan majalah sekolah. Ngak apa-apalah kalau lulus kan gue ngak ngurusi
ini lagi”
“gimana? Gantungan kuncinya udah lo
kasih ke cewek itu?
Donny
diam sebentar sebelum menarik nafas dan kembali sibuk dengan berkasnya “ belum.
Malu”
“malu? Malu gimana? Gimana jadian
kalau lo malu? Payah” gerutu Haikal
Donny
tenang dan menjawab “ gue sama lo kan beda, lo nya seminggu bias dua tiga kali
ganti pacar. Kayak les aja”
Haikal tertawa ‘sialan”
“gimana kencan terakhir? Lancar?”
“sudahlah, ganti topic gih, jangan
dibahas”
Yuni
senang saat mendapat WA dari Haikal untuk bertemu sepulang sekolah. Dan tanpa
menunda waktu Yuni langsung ke tempat yang dituju.
“sudah lama menunggu?” Tanya Yuni
saat melihat Haikal telah duduk disitu
“belum” haikal menggeleng
“ada apa tiba-tiba ngajak ketemu?”
Haikal menarik nafas dan memandang
Yuni “ini tentang kita””yuni jangan marah ya, tapi hubungan kita tidak bisa di
teruskan lagi”
“kenapa?” jawab Yuni Lirih dengan
wajah memucat
“sorry, karena gue merasa kita tidak
cocok kalau terus bersama, sorry Yun” Haikal berdiri dan meninggalkan Yuni
Dunia
terasa hancur berantakan. Banyangan manis yang telah di pikirkan Yuni runtuh
seketika. Sejak lama Yuni naksir dengan Haikal. Tapi dia tidak cukup berani
untuk mengatakankan, dan dengan keberanian tinggi Yuni sengaja mengirim surat
kepada Haikal, setelah dia tahu bahwa haikal telah putus dengan pacarnya dan
mendapat respon baik. Dan keberuntungan berpihak pada Yuni. Haikal menembak
Yuni dan mereka Pacaran. Tapi itu semua tidak lebih dari waktu 3 hari. Karena
Yuni harus Putus dengan Haikal setelah Kencan pertama mereka. Dan hubungan mereka
berakhir seperti gadis-gadis sebelumnya.
“hei Yun, makan di luar yuk, gue
baru dapet kiriman dari papa nih” Novi terdiam, menyadari sepupunya sedang
menangis. “yun? Lo kenapa nangis? Apa yang terjadi?”
“gue putus Nov” jawab Yuni lirih
“putus? Sama cowok yang kemarin
pergi sama lo?”
Yuni
menggangguk
“kok bisa putus? Kan kalian baru
pergi?”
“tapi memnag begitu kejadiannya”
“sudah jangan sedih lagi, cari cowo
lain saja, kamu cantik kok yun, pasti dia menyesal”
“tapi gue baru pacaran 3 hari”
“hah? Siapa nama anaknya?” Novi
geram
“Haikal anak kelas 3 IPA”
Mata Novi melotot “APA!! DIA LAGI??”
Novi
geram, dan mencari tahu yang mana namanya Haikal anak kelas 3 IPA yang membuat
hati hamper seluruh cewek di sekolah ini sakit hati terutama sepupu nya sendiri.
Sebenanya Novi sudah di luar dari batas wajar untuk urusan ini. Hanya saja ini
menyangkut sepupunya. Sudah terlalu banyak cewek yang mengirim surat ke rubric,
2 cewek mendatangi Novi sambil menangis karena diputusi oleh Haikal, dan
sekarang sepupunya disakiti oleh Haikal. Kesabaran Novi pun sudah habis, dan
Novi merniat untuk membalaskan dendam sepupunya, karena dia tidak terima ada
orang yang menyakiti sepupunya.
Alhasil
akhirnya Novi berhasil mengumpulkan mantan-mantan Haikal yang ikut mendukung
rencana balas dendam yang akan di lakukan Novi kepada Haikal. Hanya tiga dari
banyak cewek yang dipacari Haikal yang bersedia untuk ini. Tapi itu sudah lebih
dari cukup bagi Novi melancarkan aksinya. Yuni tidak setuju dengan niat Novi,
tapi Yuni bisa apa kalau sepupunya ini sudah bertekad
Novi
mulai menjalankan aksinya dengan mendekati Donny karena hanya Donny yang
setidaknya bisa menemukan Novi dan Haikal tanpa ada kecurigaan.
“lo mau ketemu Haikal? Kenapa?”
Tanya Donny terkejut
“ya mau nyelidiki aja, apa dia punya
latar belakang kejiwaan, sehingga dengan mudah menyakiti hati bnayak cewek di
sekolah ini, tenang gue ngak akan nyari masalah, gue mau nyelesaikan masalah
ini dengan rasio bukan emosi”
“itu bagus, kebetulan banget gue mau
mempertemukan kalian berdua” ahut Donny kegirangan. Donny yang memang berniat
ingin meminta bantuan ke Haikal agar menyampaikan perasaan yang selama ini
Donny simpan untuk Novi.
“ada apa? Lo mau jadiin gue tumbal
untuk teman lo?” Novi mengerutkan kening
Donny ketawa “ngak lah, Cuma mau
ngenalin. Dia kan sahabat gue, jadi gue mau ngenalin lo ke sahabat gue” jawab
Donny salah tingkah
Novi
tersenyum penuh kemengan. Karena merasa rencana awalnya terbuka
Novi
baru saja mandi ketika Donny menelpon untuk mempertemukan dengan Haikal.
“lo mau ketemu sama Haikal malam
ini?” yuni yang sempat mendengar telepon itu menghampirin Novi.
“yes” sahut Novi tanpa menoleh
Yuni
menggaruk kepalanya cemas “ lo yakin ngelakui ini?”
“Yuni sayang, gue bosen dengan
pertanyaan lo, harusnya lo nanya, kalau rencana kita berhasil, kira-kira kapok
ngak tu playboy, malu ngak tu playboy”
“lo jahat banget nov”
Novi terdiam “ bukan gitu maksud
gue, gue tahu lo masih cinta, tapi lo sadar kalau Haikal itu bukan cowok baik
dan harus di beri pelajaran”
“lo belum pernah jatuh cinta ya
nov?”
“apa?” Novi bengong
“lo mesti tau terkadang jatuh cinta
itu sama sekali tidak logi” yuni ngelonyor oergi dengan wajah muram
Novi
tertegun “Tidak logis? Itu nama nya cinta buta”
Haikal
telah duduk di kursi café sambil menunggu kedatangan Novi. Hanya saja yang beda
sekarang. Biasanya haikal menunggu pacar nya yang dating. Sekarang dia menunggu
cewek yang akan di tembaknya untuk jadi pacar sahabatnya.
Haikal
melihat Donny yang bersembunyi di balik tembok tidak jauh dari tempat haikal
duduk mengajungkan jempol, petanda kalau Novi sudah datang. Oh sesaat Haikal
Lupa kalau sekarang dia sedang dalam misi menjodohkan sahabatnya. Apakah itu
Novi? Gadis pintar yang sibuk dengan buku dan masalah orang lain?
Novi
begitu cantik mala mini, rambut tergerai, make up sederhana dan gaun malam yang
cantik tidak menandakan kalau dia adalah gadis si kutu buku. Malam ini Novi
luar biasa.
“haikal?” gadis itu tersenyum cantik
di depannya
“hei Novi?”
“ya, gue pernah melihat lo di
sekolah”
“sebenernya gue juga sering ngelihat
lo, sering banget malah. Lo sangat terkenal di sekolah”
Gila
ni cowok ganteng banget. Dia terlihat sangat macho tanpa menggunakan pakaian
seragam sekolah. Itu mengapa banyak cewek-cewek di sekolah yang jatuh hati pada
Haikal.
Basa
basi pun terlontar dari Novi dan Haikal dengan saling memuji.
Haikal
memasan makanan kepada pelayan.
“terus terang ya sebenarnya gue agak
bingung waktu Donny bilang mau makan malem sama gue. Kita bahakan belum kenal
sebelumnya. Lo ngak lagi naksir seorang kutu buku dan ngerayu dia kan?” novi
tersenyum
“ini off the record kan?
Jangan-jangan minggu depan gue langsung viral di majalah sekolah” Samuel
tertawa
“yang jelas gue ngak bakal bikin
gossip buat diri gue sendiri. Itu memalukan sekali”
Haikal
menatap Novi beberapa lama sebelum dengan enggan akhirnya berkata “sebenernya
ada hal pentng yang mau gue sampaikan… gueee…. Ingin menyampaikan amanat dari
seseorang”
“apa? Maksudnya apa?”
“gue ingin menyampaikan kalau
sebenarnya sahabat gue sudah lama suka sama lo, tapi dia tidak punya nyali
untuk ngomong nya. Nah malem ini gue menyampaikan perasaan cinta Donny untuk lo
Vo”
Novi kebingungan “ lo bercanda ya?”
Donny
keluar dari tempat persembunyiaannya.
“iya nov, yang dikatakan Haikal
benar” Donny meringis “kamu marah?”
“tidak, aku hanya kanget” lirih
Novi. Ya jelas gue marah, ia telah merasa kemenangan berpihak kepadanya dan
kemdian tiba-tiba berantakan.
“lalu? Apa jawabanmu Nov?” Donny
menatap Novi.
“gue pikirin dulu ya, yah satu
minggu deh”
Pertemuan
di Perpustakaan yang tidak di sengaja, membuat Novi mengencarkan aksinya, dari
aksi meminjamkan buka untuk Haikal berlanjut makan bakso di kantin sekolah.
Satu jalan terbuka lebar. Dan jalan lain bisa menyusul. Kedekatan yang tidak di
sangka-sangkadengan begitu cepat dapat terbina. Member kesan mendalam dalam
hati dan kemudian meraka ingin mengenang dan mempertahankan kedekatan itu agar
dapat terjalin lebih lama lagi.
Sebuah
janji akan terus menyanyangimulai menggoda hati. Mungkin seperti itulah yang
dirasakan Haikal hingga suatu malam akhirnya dia nekat menyatakan perasaannya
kepada Novi. Tak peduli meski sebenarnya ia tahu sahabatnya sendiri sangat
menyukai Novi.
Malam
itu mereka baru saja pulang dari Café di salah satu mall. Haikal mengantar Novi
sampai di depan rumahnya. Tidak seperti biasanya. Cowok itu bukannya langsung
pulang, namun malah eraih pergelangan tangan Novi.
“Haikall?”
Haikal
menatap Novi serius ‘ Novi… gue ngak yakin apakah ini benar atau salah. Gue tau
lo lagi mempertimbangkan perasaaan untuk sahabat gue Donny.”
“kenapa?”
“gue dan Donny sudah lama
bersahabat. Sejak sama-sama masuk sekolah ini. Kami bertemu dan cocok. Gue
ngerasa jahat menanyakan ini. Tapi apakah ada kemungkinan lo nolak Donny?”
“Memang nya kenapa?”
“tapi sekarang, setelah mengenal lo
ternyata guee…. Gue suka sama lo Nov” Haikal menatap Novi
“Haikal gue ngak bisa kasih jawaban
sekarang. Tapi dua hari lagi gue ultah. Gue janji gue akan beri keputusan gue”
jawab Novi dengan jantung berdebar
“benar lo akan mempertimbangkan
perasaan gue?
“benar, kita lihat saja nanti”
Sehari
sebelum hari H, novi memberikan instruksi pada mantan-mantan Haikal. Novi ingin
memastikan acara itu akan berlangsung dengan sukses tanpa ada kesalahan dari pihak manapun.
“HAPPY
BIRTHDAY”
Novi,
Yuni, kak Jemi sibuk mempersiapkan pesta ultah untuk nanti malam.
Tamu-tamu
berdatangan. Dengan antusias Novi menyambut mereka. Setelah beberapa lama
menunggu tamu utama yang di tunggu pun datang. Haikal dan Donny datang. Dan
Haikal terkejut melihat mantan-mantannya ada disana. Malam puncak yang di
tunggu Novi pun terjadi, malam yang telah di rencana Novi dari jauh hari
berhasil. Haikal berhasil di permalukan Novi pada malam itu. Novi bahagia
karena dendam nya terbalaskan. Tapi entah mengapa Novi merasa kecewa pada
dirinya sendiri. Semenjak kejadian malam itu Novi baru sadar ternyata apa yang
dia lakukan kepada Haikal itu salah.
Pada
malam itu dia tau ternyata apa yang dilakukan Haikal kepada cewek-cewk itu
tidak seratus persen kesalahan Haikal. Haikal hanya memimpikan sosok seorang
ibu yang baik hati, lemah lembut, cantik dan pintar yang sama sekali tidak dia
temukan dalam diri mantan-mantannya. Mendengarkan alasan kenapa Haikal
memutuskan pacarnya karena terlalu keras, terlalu mellow, terlalu mengekang dan
kurang percaya diri membuat Novi sadar. Novi bersalah. Novi menyesal Dan Novi
membuat semua orang marah akan apa yang
dilakukannya malam itu.
Wajar
saja kalau Haikal mendambakan sosok ibu seperti malaikat. Karena Haikal tidak
prnah merasakan itu semua semnjak dia lahir. Ibunya meninggal saat melahirkan
dia, dan dia mendengar semua tentang ibu nya dari foto atau dari orang yang
mengenalnya
Semenjak
kejadian malam itu semua keadaan berubah.
Novi
resmi berpacaran dengan Donny. Dia menerima Donny saat acarah malam itu. Dan
sikap Haikal sangat berubah kepada Novi. Dia seakan tidak saling mengenal saat
berpapasan ketemu di sekolah.
Ternyata
Novi benar terbawa suasana. Novi benar menyukai Haikal. Saat berjalan di luar
bersama Donny pun Novi membayangkan Haikal. Mengingat apa saja yang mereka
jalani. Walaupun singkat, terasa sangat manis untuk Novi.
“novi!!”
Novi
tersentak
“bengong mikirin apa?”
Novi
menatap piring dan melihat makanan yang di pesannya tumpah ke meja. Sementara
Donny hanya menatapnya dengan aneh “ng..tidak”
Beberapa
hari kemudian Novimelihat Yuni berjalan mesrah di Koridor sekolah dengan
Haikal. Entah kenapa saat menyaksikan itu terbesit rasa sakit yang menyelinap
di dada. Dadanya terasa sedikit sesak. Tetapi Novi tidak berhak untuk marah.
Dia telah memilih. Dan pilihannya Donny bukan Haikal. Dan Haikal juga telah
memilih untuk balik dengan Yuni.
Hari
sabtu siang kebetulan sekolah sedang libur. Mereka memutuskan untuk berpiknik.
Couple date.
Dengan
senyum puas, Novi menggelar tikar yang dibawanya. Dibantu oleh Donny, Haikal
yang membawa keranjang makanan.
“jangan dekat pohon! Nanti banyak
semut!” Kata Novi sambil menggeserkan tikar.
“lo sendiri yang meletakkan tikar
itu dibawah pohon” celetuk Yuni
“oh iya. Benar juga”
Mereka tertawa bersama.
Haikal
memandang cemburu saat melihat Donny dan Novi tertawa bersama. Tetapi dia tidak
mungkin merebut pacar sahabatnya sendiri. Dia harus mengendalikan perasaan
cemburu itu agar tidak membuat Yuni sakit.
Mereka makan bersama, sebelumnya
mereka memang telah membeli empat porsi makan siang beserta cemilan. Novi
meletakkan piring kertas nya menjadi satu dalam satu kantong sampah yang mereka
bawa. Dan membuangnya nanti saat ketemu tempat sampah.
Mereka
bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba Novi berhenti tertawa dan menjerit
kesakitan. “WAW!!” buru-buru Novi memegang tangan kirinya “aduh sakit..!”
“Novi lo kenapa?” Semua panic
“u lar ituu, tanganku digigit ular”
Donny langsung mengambil kayu dan
mengejar ular itu untuk membunuhnya.
Sementara Haikal dengan sigap
mengangkat tangan Novi dan menghisap racun ular di tangan Novi yang di gigit
ular.
Semua
terpana, termasuk Novi. Lalu Haikal merobek taplak dan mengikat tangan Novi
dengan Robekan itu.
“racunnya telah hilang” “tapi ayo
kita bawa ke klinik terdekat untuk memastikan” kata Haikal dengan keringat yang
membasahi kening wajahnya. Terlihat jelas kecemasan di wajahnya.
Dan
mereka meninggalkan tempat itu.
“loh kok sudah pulang?” Tanya kak
Jemi ketika mereka sampai rumah. “loh tangan lo kenapa?”
“digigit ular, tapi sudah diobati
kok”
“ular? Kok bisa?” Kak jemi berdiri
dan melihat tangan Novi
“ini kalau tidak berhati-hati. Jadi
mengacaukan segalanya” yuni kesal
“sorry Yun, gue tidak punya maksud…”
“gue tidak suka cara lo dan Haikal
berpandangan. Haikal itu milik gue. Jauhi pacar gue. Titik!!” yuni berlalu
pergi
“yuni!” teriak kak Jemi
Haikal tidak bisa tidur, dia
terbayang selalu akan Novi dan Donny yang tertawa bersama. Donny menggulurkan
tangannya, dan mencari diary nya. Ia memeluk buku itu di dadanya.
“Novi”
Minggu pagi sekali, Yuni mendatangi
rumah Haikal. Yuni adalah gadis yang baik. Gadis itu jauh lebih percaya diri
sekarang. Itu yang membuat Haikal senang. Tapi hanya sebatas senang. Haikal
tidak memberikan hatinya untuk Yuni. Tetapi untuk gadis lain.
“hei yun pagi sekali? Kirain agak
siang? Gue belum mandi nih” sambil menyuruh Yuni masuk
“ngak papa kok, gue tunggu. Mandi
gih, pantes bau”
Haikal
tertawa “okeh tunggu disini ya”
Yuni bosen menunggu dia melihat
semua foto yang terpasang, dan benar Haikal emang dari bocah sudah ganteng.
Akhirnya Yuni iseng melihat kamar Haikal. Kamar Haikal adalah kamar yang rapi
untuk ukuran cowok. Mata Yuni tertuju pada buku diary yang ada di meja samping
kasur haikal.
Lalu
ia membuka diary dan senyumnya memudar
“Novi gue sadar gue mencintai lo”
“hei! Apa yang lo lakukan?” sambil
merebut buku tersebut “gue nyuruh tunggu didepan. Lo tidak bisa membuka barang
pribadi orang lain sembarangan!!”
Yuni menatap Haikal dengan perasaan
terpukul “ jadi selama ini gue hanya orang lain untuk lo? Lo bilang sayang, dan
lo ingin embali sama gue ternyata hanya modus saja? Lo sebenarnya sayang dengan
Novi kan”
Haikal gelagapan.
“benar bukan? Sebenarnya gue sudah
lama curiga dengan ini. Tapi gue selalu berusaha menyakinkan hati gue. Lo
benar-benar berengsek!! Mata Yuni mulai berkaca
“yuni, gue bisa jelasi! Jangan
pergi! Lo ngak bisa pergi dengan cara begitu!”
Yuni
tidak peduli. Ia berlari dengan air mata keluar meninggalakan Haikal
“sudah datang Don? Ayok masuk” ucap
Novi menyambut kedatangan Donny
Donny
mengikuti Novi “sendirian ya? Kak Jemi dan Yuni mana?”
“kak Jemi kerumah temannya, kalau
Yuni ke rumah Haikal. Mau minum apa?”
“nanti saja ambil sendiri, tangan
kamu sudah baikan?”
“sudah kok, tinggal buka perbannya
saja”
“Nov, gue mau bicara sama lo, dan in
serius” donny gelisah
“serius amat? Kenapa? Gue dipecat
dari redaksi?”
“ini tentang kita” lirih Donny
Novi
tertegun “maksudnya?”
“sejak kemarin gue memikirkan ini,
sebenarnya lo ngak ingin jadi pacar gue kan? Lo hanya terpaksa dengan menerima
gue malam itu kan?”
“donny”
“selama ini gue sangat sayang sama
lo Nov, gue selalu bilang gue mencintailo. Tapi apa pernah lo membalas itu? Lo
sama sekali tidak mempunyai perasaan ke gue”
“gue kekaksih lo, apa sikap gue
selama ini belum cukup?” jawab Novi
Donny
menatap Novi tajam “baiklah apa lo mencintai gue?” Novi terdiam “gini apa lo
pernah mencintai gue? Desak donny sedih
“lo ngak bisa jawab. Kemarin saat
gue melihat Haikal dengan sigap menolong lo, gue sadar kalau ternyata sahabat
gue sendiri beneran jatuh cinta sama lo. Dan lo sendiri terperangkap dalam
jebakan lo sendiri. Lo memang tidak mengakui itu. Tapi lo juga mencintai
Haikal”
“don, lo salah. Gue ngak.
“tidak. Gue benar. Saat lo dan
Haikal saling tatap, gue merasa kita tidak memiliki tatapan itu. Lo mencintai
Haikal Nov, lo tidak mencintai gue”
“tidak Don. Haikal sudah menjadi
milik Yuni. Dan gue…
Yuni
membuka pintu dengan kasar sambil menangis
“Yuni? Lo kenapa?!”
“gue tidak sudi mempunyai sepupu
munafik seperti lo!”
“kenapa? Gue kanapa?” Novi bingung
“gue baru saja dari rumah Haikal,
dan tanpa sengaja gue melihat diary nya. Disitu dia menulis kalau dia mencintai
lo Nov! ini semua gara-gara lo! Gue benci sama lo!”
“lo dengar? Haikal cinta sama lo.
Dan lo tidak perlu berbohong lagi Nov sebenarnya lo juga mencintai Haikal” kata
donny marah dan buru-buru pergi meninggalkan Novi sendiri.
“Donny!! Tunggu!” Novi mengejar
Donny dan menarik tangannya.
“sudahlah, sekarang lo harus
meluruskan semua nya. Kalau tidak situasi akan semakin buruk. Dan dapat
menyakitkan gue, lo, Yuni dan Haikal” “saat ini gue butuh waktu sendiri, gue
membenci lo Novi dan Haikal. Untuk semnetara kita tidak usah bertemu dulu!”
Hujan mulai turun. Petir mulai
menyambar. Saat Novi memasuki teras rumah. Perasaan Novi kacau. Dia tidak
mengira karena emosi nya waktu itu membuat suasana sangat buruk. Dia tidak bisa
menyalahkan siapa-siapa. Dia jatuh hati pada Haikal. Dia terperangkap dalam
jebakan yang dia buat sendiri. Tetapi Novi malah memilih Donny dan Haikal
memilih Yuni sepupu nya. Dia benar-benar kacau.
“pokonya aku tidak mau serumah
dengan orang munafik seperti Novi! Kaka harus mengusirnya! Suara Yuni terisak
nangis di ruang tamu.
“kamu bicara apaan sih? Jangan asal
tuduh sembarangan, dia tidak sengaja merebut Haikal darimu” ucap kak Jemi
Perdebatan dan pembelaan kak Jemi
membuat Novi semakin sakit dan semakin meras bersalah. Tangis Novi pun meledak.
Hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar ini seakan menggambarkan suasana
hati Novi.
Novi tidak mampu masuk kerumah dan
bertemu dengan Yuni. Novi menelusuri jalanan sepi dengan air mata yang
membasahi pipinya.
“yuni?” Haikal terkejut menggangkat
telepon dari Yuni
Haikal menutup telepon dengan cemas
sekaligus takut. Ini sudah hamper tengah malam dia tidak menemukan Novi. Ya
Haikal pergi untuk mencari Novi. Karena Yuni bilang Novi pergi dari rumah dari
siang tadi sampai sekarang. Yuni takut novi mendengar pembicaraan dia bersama
kak Jemi tadi. Tanpa membawa apapun. Jika dia bersama dengan Dony. Tidak. Donny
ada di bandung sekarang. Haikal memutuskan untuk pulang kerumah. Ia
menghentikan mobilnya di depan pintu masuk. Ia tidak rela masuk sementara dia
tau Nnovi ada diluar sana entah dimana.
Haikal tanpa sengaja menangkap
bayangan seseorang tidak jauh dari rumahnya. Tetpatnya dibawah pohon samping
rumahnya.
“ya Tuhan”
Buru-buru
haikal keluar dan membawa paying yang dia siapkan.
“Novi?” Haikal maju memanyungi gadis
itu.
“apa yang lo lakuin di tengan malam
dan hujan deras begini?” Haikal geram.
Novi
tidak mampu menjawab. Giginya gemeletuk menahan dingin.
“ayo masuk. Lagian kenapa diam
disini. Seharusnya lo masuk atau menelepon gue. Lo bisa sakit karena kedinginan”
“haikal…”bisik Novi sambil terisak
nangis.
“ya?”
Tiba-tiba
Novi menggulurkan tangan dan memeluk Haikal erat-erat. Haikal bengong.
“Kenapa semua ini terjadi? Kenapa kita
tidak bertemu dalam keadaan yang lebih baik. Seandainya gue dapat mengulang
waktu. Gue akan bilang mencintai lo saat gue tahu apa yang gue rasakan. Dan bukannya
menyakiti semua orang yang gue sayangi”
Haikal
tertegun dan kaget mendengar itu.
‘lo bilang apa? Barusan lo bilang lo
mencintai gue?”
Novi
mengangguk “ gue mencintai lo Haikal”
“gue juga mencintai lo Nov, gue
selalu mencintai lo sejak pertama kali ketemu”
“sudah
merasa lebih baik?” Tanya Haikal setngah jam kemudian. Novi sudah mandi air
hangat dan berganti pakaian milik Haikal.
“ia sudah meras lebih baik”
“minumlah. Setelah itu lo akan
merasa hangat” Haikal member secangkir the hangat
“sekarang sudah hamper dini hari, lo
menginap disini saja. Lo akan tidur di kamar gue dan gue tidur di depan tv”
“tidak jangan. Apa kata orang anak
gadis menginap di rumah temen cowoknya. Gue juga mau meluruskan masalah dengan
Yuni” Seru Novi terkejut.
“besok pagi saja. Gue tadi sudah
menelepon mereka kalau gue menemukan lo dan ada disini” “lagian kita tidak
sedang sendirian disini. Di kamar sudut ada ayah gue dan dua orang pembantu
disini” “dan lo harus ingat kalau kita bukan teman. Lo dulu hanya ingin
membalaskan dendam sama gue. Benarkan?
“maafin gue”
Mereka
bertaut pandang. Saat itu pula Novi dan Haikal meresmikan hubungan mereka
Keesok
paginya Haikal menemani Novi kembali kerumah. Perasaan Novi takut akan ketemu
sepupu nya. Dia masih canggung dengan keadaan ini. Tapi Haikal selalu
mendukung. Yuni memang tidak langsung bersikap baik. Dia masih patah hati dan
kecewa. Tetapi dia sadar. Dia tidak berhak memaksakan hati seseorang. Dan dia
tidak mungkin melupakan ikatan darah hanya karena seorang cowok.
“gue minta maaf yun, gue sama sekali
ngak berniat menghianati lo, gue sayang sama lo” kata Novi lirih.
“gue tau, ya sudahlah lagi pula enakan
tidur berdua daripada sendirian”
Senyum
mereka pun mencarir. Kekakuan sudah pecah.
Beberapa bulan kemudian. Donny
memang sudah mengikhlas kan Novi untuk sahabatnya. Tetapi masih saja ada rasa
sakit saat melihat mereka berdua. Hanya saja persahabatan lebih baik dari pada
harus bertengkar masalah cewek.
Rublik majalah sekolah pun semakin
banyak peminat, dan pihak sekolah member penghargaan untuk tim redaksi majalah
sekolah yang telah mengharumkan nama sekolah. Novi tertawa bahagis. Untuk penghargaan
yang di perolehnya dan untuk Haikal yang telah membuktikan kesetiaannya. Makin lama
mereka saling mengenal satu sama lain. Mereka menemukan banyak hal menarik dari
diri masing-masing. Dan semoga cinta mereka tetap bertahan selamanya.
Nama : Oktami Siera Citata
NPM : 01.16.038
TUGAS PENULISAN KREATIF CERPEN