Sabtu, 12 Mei 2018

RESENSI FILM POSESIF


RESENSI FILM POSESIF

Film     : Posesif
Tanggal Rilis   :26 Oktober 2017
Perusahaan Produksi   : Palari Films
Durasi  : 102 menit
Bahasa : Bahasa Indonesia     
Sutradara         : Edwin
Produser          : Meske Taurisia
                        Muhammad Zaidy
Penulis             : Gina S. Noer
Pemeran          : Putri Marino 
                        Adipati Dolken
                        Gritte Agatha
                        Chicco Kurniawan
                        Yayu A.W Unru
                        Cut Mini Theo
Musik              : Mar Galo
                        Dave Lumenta
Penyunting      : W. Ichwan Diardono
Sinematografi  : Batara Goempar Siagian

SINOPSIS
Tidak butuh waktu lama untuk Posesif menyatukan Lala (Putri Marino) dan Yudhis (Adipati Dolken). Sosok Lala—sebagai seorang atlet loncat indah yang mewakili Jakarta di PON—sudah Yudhis dengar dari keramaian yang ditimbulkan Ega (Gritte Agatha). Dari Ega pula, Lala kemudian mengenal sosok Yudhis—seorang anak baru yang ganteng.
Romansa mereka bermula di ruang guru. Lala, yang absen sekolah karena mengikuti ajang PON, harus berada di sana untuk mengejar pelajaran. Sementara Yudhis, sebagai siswa baru yang belum paham aturan sekolah, berada di sana untuk mengambil sepatunya yang disita—perwujudan pertama dari sifat posesifnya Yudhis adalah terhadap sepatunya.
Keduanya terlibat dalam interaksi tolong-menolong. Yudhis membantu Lala menjawab soal, dan Lala membantu Yudhis mengambil sepatu. Sayangnya kolaborasi itu ketahuan Pak Guru. Jadilah mereka dihukum berjalan di tengah lapangan dalam kondisi sepatu terikat satu sama lain—perwujudan pertama dari ikatan antara Lala dan Yudhis.
Pak Guru menyarankan kepada mereka, bilamana mau kerja sama, haruslah total. Jeng jeng. Totalitas itu berujung jadian. Yudhis adalah cinta pertama Lala, dan Yudhis ingin itu berlangsung selamanya.
Dansa Tak Berirama
Dalam Posesif, kata “selamanya” bermakna ganda. Pertama, “selamanya” sebagai sebuah bualan remaja naif; kedua, “selamanya” sebagai ikrar kesetiaan yang tak bisa dan tak boleh ditawar.
Sepanjang film, dua makna itu saling tumpang tindih, sehingga membuat kedua tokoh terlihat menghidupi relasi yang tidak sehat. Yudhis menyakiti orang-orang yang ia anggap merusak “selamanya”. Tidak terkecuali bila orang itu Lala, tidak terkecuali bila orang itu dirinya sendiri.
Hubungan Yudhis dan Lala bagaikan dansa tak berirama. Tak ada koordinasi, tak ada negosiasi. Yang ada hanyalah intimidasi. Ketiadaan kabar berujung bentakan. Ucapan dari mulut dibalas tangan.
Dinamika pasangan yang demikian mungkin tidak asing kita dengar. Namun, meski sudah cukup tajam menggambarkan kekerasan dalam pacaran, Posesif ternyata ingin beranjak lebih jauh. Edwin dan kawan-kawan selaku pembuat film coba menarik korelasi antara perilaku Yudhis dengan latar belakang keluarganya. Yudhis digambarkan sebagai korban kekerasan dari ibunya, dan Lala ada di sana untuk menolongnya.
Keputusan pembuat film untuk membuat Lala menolong Yudhis jelas tidak salah. Namun, tampak bahwa proses Lala memaafkan Yudhis, sampai kemudian terdorong untuk mengunjunginya lagi, kurang kuat digambarkan. Proses memaafkan hanya tersirat dari ekspresi Lala saat melihat pernak-pernik penguin.
Perkataan Ega, yang menyebutkan bahwa menolong Yudhis bukan tanggung jawab Lala, pun tidak Lala balas dengan argumen yang sepadan. Sementara yang tersisa lainnya paling hanya hal-hal simbolik yang lebih menawarkan rasa ketimbang logika cerita. Misalnya rubik yang Yudhis mainkan, yang bisa jadi sebagai metafor dari sosoknya yang rumit dan harus “dipecahkan”; serta penguin yang Lala sukai, yang seakan mewakili sifat Lala yang hanya setia sama satu pasangan seperti penguin.
Menjadi masuk akal bila kemudian ada orang yang berkata bahwa film ini terkesan ingin mengajak penontonnya untuk memahami pelaku kekerasan, ketimbang menghindar atau melaporkan. Sebab opsi soal menghindar atau melaporkan memang tidak disinggung secara cukup oleh film. Sementara, untuk membuat opsi “kembali ke Yudhis” terasa logis, paling tidak film perlu menunjukkan pertimbangan opsi-opsi lain yang juga tak kalah memungkinkannya untuk Lala lakukan.
Tentunya, ini bukan masalah yang mana yang lebih tepat untuk ditampilkan ke khalayak. “Lala kembali ke Yudhis” akan tepat-tepat saja selama ditunjang dengan penceritaan yang mumpuni. Bukankah dibekapnya McMurphy di One Flew Over the Cuckoo’s Nest dan Anne di Amour pakai bantal sampai meninggal terasa tepat-tepat saja?
Remaja dan Rumah
Posesif memang mengangkat soal kekerasan dalam berpacaran. Tapi, pada saat yang bersamaan, harus dipahami pula bahwa film ini berisikan tokoh-tokoh yang masih SMA. Sah-sah saja bila kemudian film ini lebih banyak mengeksplorasi soal dunia remaja, ketimbang dunia kekerasan dalam pacaran.
Remaja, sekalipun sudah mulai terpapar oleh nilai-nilai dari luar, adalah fase yang masih belum bisa terlepas dari rumahnya. Posesif berpegang pada hal ini. Kita tentu ingat perseteruan yang menjadi puncak perpecahan Yudhis dan Lala. Saat itu keduanya sama-sama mempertahakan pilihan kampus masing-masing. Namun pilihan kampus itu bukan mewakili minat keilmuan mereka, melainkan mewakili keterikatan mereka dengan “rumah” masing-masing.
Peran rumah itu tak hanya berlaku untuk kampus, tapi semua hal. Ketika Posesif masuk ke pembahasan soal kekerasan dalam pacaran, kondisi rumah Yudhis adalah bagian yang tak terlepaskan. “Ayah saja tidak pernah mukul kamu,” kata ayah Lala (Yayu Unru) saat tahu anaknya dicekik. Tentu. Tapi pelakunya, Yudhis, sering dipukul ibunya. Dan bukankah budaya kekerasan itu hidupnya memang ada di pelaku, bukan (atau belum) di korban?
Hal serupa tampak saat Yudhis berkata kepada ayahnya Lala. Sambil makan bareng, Yudhis berkata bahwa ia ingin serius dengan Lala. Ayah Lala justru menyuruh Yudhis berdiskusi dengan ayahnya. Tapi di situlah masalahnya, Ayah Yudhis absen. Tidak ada perspektif orang dewasa yang bisa mendudukkan perkara Yudhis dalam gambaran yang lebih besar. Yang ada hanyalah perspektif ibu kejam, yang memaksakan pandangan bahwa dirinya telah memberikan segalanya untuk Yudhis.
Pada akhirnya, pertemuan Lala dan Yudhis adalah pertemuan dua rumah yang berbeda. Sebagai remaja, Yudhis dan Lala pun belum memiliki cukup daya untuk menampiknya. Seperti cangkang kura-kura, pengalaman dan nilai-nilai yang dipelajari di lingkungan terkecilnya tersebut mereka bawa ke manapun mereka pergi. Rumah menjadi sesuatu yang menempel pada diri mereka. Mereka bisa lari sejauh apapun, tapi bagi Lala dan Yudhis, rumah hanya bisa ditinggalkan, belum bisa ditanggalkan.

NAMA : OKTAMI SIERA CITATA
NPM : 01.16.038
TUGAS PENULISAN KREATIF RESENSI FILM

CERPEN "NOVI"



Tak biasanya Novita melamun. Tapi hari iini entah kenapa, dibandingkan menjawab setumpuk surat dimejanya, ia memilih untuk memandang keluar jendela dan memperhatikan suasana di luar ruangannya.
Tampak beberapa murid sedang menunggu dengan gelisah, kebanyakan cewek dan mungkin satu dua orang cowok. Ada yang wajahnya gelisah, ada yang memilin-miin rambut, ada yang meremas-remas jari dengan gelisah, dan anehnya semuanya diam seperti menunggu sesuatu. Tiba-tiba seorang murid mendekati mereka sambil membawa setumpukan selembaran.
“sudah terbit! Majalah sekolah sudah terbit !!”
Semua murid yang berkerumunan itu tampak bersorak dan spontan mendekati cowok itu, berebutan selembaran dan membacanya.
“cepet! Cepet! Buka rubric curhat! Aduh, ngak kelihatan nih, sonoan gih! Lo bacain deh! Cepet!”
            Seorang murid cewek membaca dengan suara khas cempreng dengan keras “ Dear Peri Curhat, tolong gue, gue naksir temen sekelas gue, tapi dia ngak pernah peduliin gue, gimana dong? Ani”
            “solusinya! Cepetan solusinya!!”
Murid itu kembali membaca “ Dear Ani, Peri curhat kasih saran ke lo, kalau lo diam atau kabur setiap ada dia, gimana lo mau dipeduliin sama dia? Nah lo harusnya ngajak ngobrol doi, lalu sesekali ajak dia ke kantin bareng atau pulang bareng, atau bias disebut pedekate lah. Setelah kalian makin kenal, kalau dia punya perasaan yang sama kayak lo, pasti doi ngak bakal ngak pedulI sama lo lagi”
            Murid itu dan beberapa murid yang lain menggangguk-angguk seperti sedang mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Ia berkata pada dirinya sendiri, seolah baru saja memahami sebuah informasi yang sangat penting
            “pedekate” katanya “bener juga!” murid itu menyatukan kedua tangan di dada dengan pandangan memuja dan menampakkan wajah terharu seperti hamper menangis “peri curhat, pinter bangeeeeeetttt!!!”
            Novi tersenyum sendiri. Bagaimana tidak yang disebut peri curhat itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Novi bahagia melihat mereka. Ia selalu merasakan hal yang sama meski telah berkali-kali menyaksikan hal tersebut. Ia bangga bias membantu orang lain dan menyelesaikan masalah mereka.
            Ibunya sudah lama meninggal, novi teringat akan ibunya. Ia selalu merasa ada rasa manis menyelinap saat kenangan ibunya menyeruak. Tapi ibunya tetap hidup dalam hatinya. Meski ibunya tidak bias menemaninya hingga dewasa, namun kenangan akan kelembutan dan kasih sayang sang ibu cukup mengantar novi melewati masa sulit dalam pertumbuhannya dari seorang gadis cili menjadi seorang remaja.
            Ibunya adalah seorang psikolog, snagat pintar mencari solusi dan menghibur orang lain serta mencairkan solusi untuk masalah yang orang lain hadapi. Yang membuatnya bangga kini, novi merasa sedikit banyak mewarisi kemampuan ibunya. Sudah hamper setahun novi bertugas mengasuh sebuah rubric curhat di majalah sekolah dengan nama rubric “Peri Curhat”
            Rubric Curhat itu diciptakan oleh ketua redaksi majalah sekolah. Donny. Novi yang tertarik untuk membantu maslah orang lain, langsung mendaftarkan diri untuk menjadi anggota tersebut. Setelah beberapa kali bias menjawab surat dengan baik. Maka ditetapkanlah dia sebagai penasuh tetap rubric tersebut.
            “ hei Novi ada surat “ , Donny masuk dan membawa setumpuk surat          
            Novi meringis “taruh saja don”
            Dengan gembira dilihatnya surat – surat tersebut. Lama-lama rubric ni makin banyak peminat, novi bahagia. Dengan begitu ia tau orang-orang semakin menghargai usahanya. Ia senang karena dengan bagitu ia tau bantuannya benar-benar bermanfaat buat mereka.
            “gue seneng banget kalau ngelihat wajah lo senyum kayak gitu” kata Donny
            “ pastinya lo juga seneng rubric kita disenangi banyak siswa kan?”
            Mereka saling senyum dan bangga
            Tepat pada saat itu pintu terbuka seorang siswi yang dikenali Novi memasuki ruangan
            “ donny!!” sapa yuni
            Yuni yang adalah seorang siswi yang merukapak sepupu Novi dan tinggal bersama Novi dalam sebuah rumah kontrakan bersama. Langsung menarik tangan Donny.
            “Nov, gue pinjem Donny dulu ya”
Donny kebingungan “hei gue mau dibawak kemana? Lo mau culik gue ya??”
            “sudah dia saja, gue lagi serius”
            Novi yang menonton dari belakang meja Cuma menggangkat bahu dan membenahi surat-surat karena sebentar lagi bel berbunyi.

Yuni membawa Donny ke koridor sekolah yang sepi. Dan mengeluarkan surat dari tasnya dan memberikan kepada Donny
            “apa itu?” Tanya Donny “kalau memang ingin ikutan Rubrik, kenapa ngak langsung kasih ke Novi? Kan kalian satu rumah?”
            “ini bukan untuk rubric. Don lo kan sekelas sama haikal?”
Donny menggangguk
            “nah tolong kasih surat ini ke Haikal, tapi jangan aa sampai yang tahu, mengerti?”
            Donny tersenyum “waw surat cinta ya?”
            “pokoknya lo ngak perlu tahu!” “pokoknya kasih saja ! harus sampai ke tangan nya! Kalau ngak sampe ke tangan nya tiap kali lo telpon ke rumah nannyain Novi, langsung gue tutup!”
            “waduh ngancam nih?”
            “iyaaaa!! Udah ya. Dah!”
            Donny menatap surat itu sambil menatap Yuni pergi
            “dasar Haikal. Apa sih yang dia punya? Kok bias dapetin ceek bar uterus. Putus, dapet, putus, dapet, ngak perlu repot lagi, langsung dikirimi surat cinta. Lah gue sebiji pun belum penya cewek” donny menggelengkan kepala nya.

“plak” linda menapar haikal dikelasnya. Haikal sudah sering menerima perlakuan seperti itu dari para cewek. Tapi dia santai saja
            “kenapa lo mutusi gue?” marah Linda
            “Gue kan sudah bilang kemarin, kalau kita ini tidak cocok. Karena setelah gue piker- piker ternyata lo bukan cewek yang tepat buat gue!”
                      coeok berengsek!lo itu emang pantasnyabukan dengan kita0kita!! Tapi dengan kuda betina!”
Dengan membentak Lindan meninggalkan kelas itu. Donny yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Haikal.
            “kenapa lo di tamapar lagi?”
            “dasar cewek. Hobby nya nampar. Mendinan pedekate dengan kuda betina. Setidaknya dia tidak suka nampar”
            Tawa donny meledak
            “ada temannya di tampar malah ketawa. Gimana sih?”
            “tenang saja. Ada obatnya nih” donny melempar surat Yuni ke Haikal. “gue penasaran sama lo, lo pakek minyak nyong-nyong apaan sih buat memikat cewek-cewek?”
Haikal tersenyum sambil membuka surat Yuni. Donny dudukdi hadapannya
            “eh gue serius nih. Lo dengan mudahnya gonta-ganti cewek, bahkan mereka lagi yang naksir sama lo. Lo dengan gampangnya mutusi mereka. Sedangkan gue satupun juga susah banget”
             Haikla menatap Donny dengan serius
            “don, lo beruntung tau ngak? Gue bahkan mau jadi lo. Yang ngak pernah di gampar oleh cewek”
            Donny terdiam, lalu ia kembali tertawa terbahak-bahak.

“ apa enaknya sih mikirin masalah orang lain? Tanya Jemi.
Jemi adalah kakak sepupu Novi yang merupakan kakak kandung Yuni. Mereka tinggal bersama karena orang tua mereka tinggal di luar kota. Dari pada Novi kos sendirian, jemi yang sudah bekerja yang sudah mengontrak mengajak Novi tinggal bersama. Novi sekamar dengan Yuni di rumah itu. Dan Novi sangat beruntung mempunyai sepupu sebaik mereka.
            “kayak ngak punya masalah sendiri aja. Kalau gue mah ogah. Masalah di kantor saja sudah buat pusing!”
            “mana ngak di bayar lagi….capek deh….” Sahut Yuni. Sambil menyomot ikan yang tadi dimasak oleh yuni dan Novi. Mereka selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama. Katanya untuk menjaga kerukunan dan kekompakan mereka
            “kalian jangan salah. Ada enaknya kok. Kita bias dengeri maslah pribadi orang lain dan tahu rahasinya. Dan kita juga bias belajar dari masalah mereka dan nambah pengalaman gitu”
            “oh ya? Ada ngak cewek yang curhat pengen dapet pacar? Kenalin ke gue dong! Gue lagi jomblo nih!” kata Jemi
            “ih dasar” gerutu Novi “malah akhir-akhir ini banyak surat yang masuk tentang di putusi cowok, diputusin tanpa sebab dan hebohnya lagi cowok itu adalah orang yang sama”
            “maksud lo stu orang?”
            “iyaa!”
            “ngak bener tu cowok. Playboy banget! Kalian berdua harus hati-hati kalau mencari pasangan. Teliti dulu. Ada belangnya atau ngak” kata Jemi sambil berhenti makan dan melihat kedua adiknya itu
            “ emangnya kucing…..”
            “siapa sih ?” sambung Yuni penasaran.
            “ eit rahasia. Walaupun Cuma majalah sekolah kita punya kode etik. Jadi gue ngak bole ember. Ntar malah timbul gossip di sekolah”
            “ih pelit banget. Gue kan juga ikutan bacain surat lo, ntar gue cari sendiri!”
            “jangan dong, kan kasian…”
            “ apa nya yang kasian? Cowok playboy kayak gitu biarin aja jadi gossip! Lagipula, Novi lo harus buat pengumuman besar, agar gadis-gadis di sekolah kalian bias berhati-hati!!” Jjemi membela adiknya
            “nah gue setuju itu, biar kapok tuh cowok” Yuni mendukung
Mereka bertiga tertawa

Donny masuk ruang redaksi. Ia berhenti dengan ragu. Apakah ini saat yang tepat. Sudah lama ia menaruh rasa kepada adik kelasnya, yang sekarang jadi rekan timnya dalam rubric majalah sekolah. Sebagai seorang cowok. Ia bias menilah Novi dengan nilai sembilankoma Sembilan. Nyaris tidak ada kurangnya. Novi gadis yang pintar, cantik, baik hati dan punya semngat tinggi. Donny menarik tangannya dan tadinya di taruh di belakang tubuhnya. Dia telah membuat sebuah gantungan hati yang bertulis I LOVE YOU. Sangat manis yang akan di berikan untuk Novi untuk menyatakan cinta.
            “hey Donny!!”
            Donny buru-buru memmasukkan gantungan itu ke dalam kantungnya. Menyesali keraguannya dan buru-buru menuju Novi yang sedang serius.
            “lo ngapain bengong disitu?”
            “eh ngak Cuma lagi mikirin sesuatu aja”
            “lo kenal Haikal anak kelas 3 IPA?” Tanya Novi
            Dony menggakat alisnya
            “sekelas sama gue, kenapa? Ada dia ikutan ngirimin surat?” donny tersenyum
            “bukan baegitu, tapi gawat tu temen lo. Tau ngak belakangan ini banyak surat masuk yang mengaku di putusi Haikal. Kalau gue ngak salah hitung, lebih dari sepuluh cewek yang isi suratnya mengaku di putusi oleh temen lo si Haikal itu”
            “Haikal? Dasar tu anak makin parah aja” jawab donny tak percaya
            “memmang gia. Keterlaluan banget. Mempermainkan cewek. Dia anggap cewek itu apa?” novi kesal dan beranjak keluar ruangan “gue mau lihat yang mana si playboy itu. Gue mau Tanya alas an dia menyakiti banyak cewek kenapa!!!”
            Donny menarik tangan Novi, mencegah kepergiannya.
            “eit lo mau kemana?
            “yam au nyari temen lo yang playboy itu. Sok paling capep aja tu anak!
            “novi kok marah? Inget kode etik kita kan? Harus professional. Jangan samapai terbawa suasana!!”
            “habis dia keterlaluan banget. Banyangin sepuluh cewek. Belum lagi korban lain yang malu untuk mengaku”
            “baru sepuluh, sudah, biarin aja urusan dia. Lagipula belum seluruh cewek di sekolah ini. Buktinya kamu belum di rayu sama dia”
            “gue? Mending pacaran sama lo daripd kucing garong kayak dia. Idih amit-amit”
            “lo mau pacaran sama gue? Serius?”
            “di ajak ngomong serius malah ngeledek”
            “sudahlah Nov, itu masalah pribadi temen gue. Lagi pula gue udah lama kenal. Gue tahu sifatnya. Dia itu anak yang baik kok”
            “terserah deh, kalau dipikir-pikir kenapa gue mesti repot ya?
Donny mengangguk. Ia menggenggam celana nya dengan berdebar. Perlahan dikeluarkannya gantungan kunci itu dari sakunya.
            “Novi…..” mengangkat wajahnya dan melihat Novi ingin keluar pergi
            “Novi! Mau kemana?”
            “ke toilet! Ngak bole juga?”
Donny menghela nafas melihat Novi pergi

Novi melirik Yuni dari atas buku yang sedang dibacanya. Sepupunya sedang berdandan di depan cermin. Malam ini yuni sangat berhati-hati dalam merias wajahnya. Begitu juga pakainya. Itu baju yang baru dibeli minggu lalu dengan Novi. Model paling Hits saat ini. Dan Yuni tampak begitu cantik malam ini. Yuni memnyemprotkan parfum ke tubuhnya.
            “mau ngedate nih?” Novi bersuit nyaring
            Yuni memutar tubuhnya “ gimana? Bagus ngak?
“cantik banget”
            Mata yuni bersinar “Suer?? Tapi kenpa gue ngerasa lo lebih cantik. Sementara gue… ngak pede sama penampilan gue. Rasanya selalu ngak pas”
            “yuni” Novi berkata lembut. “lo cantik pakai itu. Kenapa harus ngak pede? Yakin dong bahaw lo cantik. Btw, mau kemana nih?
            “makan”
            “sama siapa?”
            “rahasia”
            “cowok kan? Nah buktinya cowok aja ngajak lo makan, berarti lo cantik” kata Novi “tapi Yni, di Jakarta kita Cuma betiga, sementara orang tua jauh. Kita harus saling jaga dong. Jadi wajar kalau gue khawatir lo mau pergi sama siapa dan kemana?”
            “ya ampun nov, kak jemi aja ngak repot gini. Denger y ague baru jadian sama anak kelas tiga. Sekarang gue mau dinner pertama sama dia mau nyobain café baru. Tenang aja jam 10 juga sudah balik. Puas?” keluh Yuni
            Novi tak peduli dan kembali membaca “batesnya jam Sembilan”
            “ya ya ya, kalau ada mama disini dia ngak akan sebawel lo Nov” gerutu Yuni “ pergi dulu ya!”
            Novi tersenyum gelid an melanjutkan membacanya

Bel istirahat baru saja berbunyi. Haikal beranjak dari bangkunya untuk menghampiri Donny yang sedang membereskan berkas-berkasnya. Akhir-akhir ini sobatnya sibuk dengan rubric majalah sekolahnya. Jadi meraka jarang sekali nongkrong bareng.
            “tambah sibuk aja nih?”
            Donny tersenyum dan meoleh “ iya, biasa, urusan majalah sekolah. Ngak apa-apalah kalau lulus kan gue ngak ngurusi ini lagi”
            “gimana? Gantungan kuncinya udah lo kasih ke cewek itu?
Donny diam sebentar sebelum menarik nafas dan kembali sibuk dengan berkasnya “ belum. Malu”
            “malu? Malu gimana? Gimana jadian kalau lo malu? Payah” gerutu Haikal
Donny tenang dan menjawab “ gue sama lo kan beda, lo nya seminggu bias dua tiga kali ganti pacar. Kayak les aja”
            Haikal tertawa ‘sialan”
            “gimana kencan terakhir? Lancar?”
            “sudahlah, ganti topic gih, jangan dibahas”

Yuni senang saat mendapat WA dari Haikal untuk bertemu sepulang sekolah. Dan tanpa menunda waktu Yuni langsung ke tempat yang dituju.
            “sudah lama menunggu?” Tanya Yuni saat melihat Haikal telah duduk disitu
            “belum” haikal menggeleng
            “ada apa tiba-tiba ngajak ketemu?”
            Haikal menarik nafas dan memandang Yuni “ini tentang kita””yuni jangan marah ya, tapi hubungan kita tidak bisa di teruskan lagi”
            “kenapa?” jawab Yuni Lirih dengan wajah memucat
            “sorry, karena gue merasa kita tidak cocok kalau terus bersama, sorry Yun” Haikal berdiri dan meninggalkan Yuni
Dunia terasa hancur berantakan. Banyangan manis yang telah di pikirkan Yuni runtuh seketika. Sejak lama Yuni naksir dengan Haikal. Tapi dia tidak cukup berani untuk mengatakankan, dan dengan keberanian tinggi Yuni sengaja mengirim surat kepada Haikal, setelah dia tahu bahwa haikal telah putus dengan pacarnya dan mendapat respon baik. Dan keberuntungan berpihak pada Yuni. Haikal menembak Yuni dan mereka Pacaran. Tapi itu semua tidak lebih dari waktu 3 hari. Karena Yuni harus Putus dengan Haikal setelah Kencan pertama mereka. Dan hubungan mereka berakhir seperti gadis-gadis sebelumnya.
            “hei Yun, makan di luar yuk, gue baru dapet kiriman dari papa nih” Novi terdiam, menyadari sepupunya sedang menangis. “yun? Lo kenapa nangis? Apa yang terjadi?”
            “gue putus Nov” jawab Yuni lirih
            “putus? Sama cowok yang kemarin pergi sama lo?”
Yuni menggangguk
            “kok bisa putus? Kan kalian baru pergi?”
            “tapi memnag begitu kejadiannya”
            “sudah jangan sedih lagi, cari cowo lain saja, kamu cantik kok yun, pasti dia menyesal”
            “tapi gue baru pacaran 3 hari”
            “hah? Siapa nama anaknya?” Novi geram
            “Haikal anak kelas 3 IPA”
            Mata Novi melotot “APA!! DIA LAGI??”

Novi geram, dan mencari tahu yang mana namanya Haikal anak kelas 3 IPA yang membuat hati hamper seluruh cewek di sekolah ini sakit hati terutama sepupu nya sendiri. Sebenanya Novi sudah di luar dari batas wajar untuk urusan ini. Hanya saja ini menyangkut sepupunya. Sudah terlalu banyak cewek yang mengirim surat ke rubric, 2 cewek mendatangi Novi sambil menangis karena diputusi oleh Haikal, dan sekarang sepupunya disakiti oleh Haikal. Kesabaran Novi pun sudah habis, dan Novi merniat untuk membalaskan dendam sepupunya, karena dia tidak terima ada orang yang menyakiti sepupunya.
Alhasil akhirnya Novi berhasil mengumpulkan mantan-mantan Haikal yang ikut mendukung rencana balas dendam yang akan di lakukan Novi kepada Haikal. Hanya tiga dari banyak cewek yang dipacari Haikal yang bersedia untuk ini. Tapi itu sudah lebih dari cukup bagi Novi melancarkan aksinya. Yuni tidak setuju dengan niat Novi, tapi Yuni bisa apa kalau sepupunya ini sudah bertekad
Novi mulai menjalankan aksinya dengan mendekati Donny karena hanya Donny yang setidaknya bisa menemukan Novi dan Haikal tanpa ada kecurigaan.
            “lo mau ketemu Haikal? Kenapa?” Tanya Donny terkejut
            “ya mau nyelidiki aja, apa dia punya latar belakang kejiwaan, sehingga dengan mudah menyakiti hati bnayak cewek di sekolah ini, tenang gue ngak akan nyari masalah, gue mau nyelesaikan masalah ini dengan rasio bukan emosi”
            “itu bagus, kebetulan banget gue mau mempertemukan kalian berdua” ahut Donny kegirangan. Donny yang memang berniat ingin meminta bantuan ke Haikal agar menyampaikan perasaan yang selama ini Donny simpan untuk Novi.
            “ada apa? Lo mau jadiin gue tumbal untuk teman lo?” Novi mengerutkan kening
            Donny ketawa “ngak lah, Cuma mau ngenalin. Dia kan sahabat gue, jadi gue mau ngenalin lo ke sahabat gue” jawab Donny salah tingkah
Novi tersenyum penuh kemengan. Karena merasa rencana awalnya terbuka


Novi baru saja mandi ketika Donny menelpon untuk mempertemukan dengan Haikal.
            “lo mau ketemu sama Haikal malam ini?” yuni yang sempat mendengar telepon itu menghampirin Novi.
            “yes” sahut Novi tanpa menoleh
Yuni menggaruk kepalanya cemas “ lo yakin ngelakui ini?”
            “Yuni sayang, gue bosen dengan pertanyaan lo, harusnya lo nanya, kalau rencana kita berhasil, kira-kira kapok ngak tu playboy, malu ngak tu playboy”
            “lo jahat banget nov”
            Novi terdiam “ bukan gitu maksud gue, gue tahu lo masih cinta, tapi lo sadar kalau Haikal itu bukan cowok baik dan harus di beri pelajaran”
            “lo belum pernah jatuh cinta ya nov?”
            “apa?” Novi bengong
            “lo mesti tau terkadang jatuh cinta itu sama sekali tidak logi” yuni ngelonyor oergi dengan wajah muram
Novi tertegun “Tidak logis? Itu nama nya cinta buta”

Haikal telah duduk di kursi café sambil menunggu kedatangan Novi. Hanya saja yang beda sekarang. Biasanya haikal menunggu pacar nya yang dating. Sekarang dia menunggu cewek yang akan di tembaknya untuk jadi pacar sahabatnya.
Haikal melihat Donny yang bersembunyi di balik tembok tidak jauh dari tempat haikal duduk mengajungkan jempol, petanda kalau Novi sudah datang. Oh sesaat Haikal Lupa kalau sekarang dia sedang dalam misi menjodohkan sahabatnya. Apakah itu Novi? Gadis pintar yang sibuk dengan buku dan masalah orang lain?
Novi begitu cantik mala mini, rambut tergerai, make up sederhana dan gaun malam yang cantik tidak menandakan kalau dia adalah gadis si kutu buku. Malam ini Novi luar biasa.
            “haikal?” gadis itu tersenyum cantik di depannya
            “hei Novi?”
            “ya, gue pernah melihat lo di sekolah”
            “sebenernya gue juga sering ngelihat lo, sering banget malah. Lo sangat terkenal di sekolah”
Gila ni cowok ganteng banget. Dia terlihat sangat macho tanpa menggunakan pakaian seragam sekolah. Itu mengapa banyak cewek-cewek di sekolah yang jatuh hati pada Haikal.
Basa basi pun terlontar dari Novi dan Haikal dengan saling memuji.
Haikal memasan makanan kepada pelayan.
            “terus terang ya sebenarnya gue agak bingung waktu Donny bilang mau makan malem sama gue. Kita bahakan belum kenal sebelumnya. Lo ngak lagi naksir seorang kutu buku dan ngerayu dia kan?” novi tersenyum
            “ini off the record kan? Jangan-jangan minggu depan gue langsung viral di majalah sekolah” Samuel tertawa
            “yang jelas gue ngak bakal bikin gossip buat diri gue sendiri. Itu memalukan sekali”
Haikal menatap Novi beberapa lama sebelum dengan enggan akhirnya berkata “sebenernya ada hal pentng yang mau gue sampaikan… gueee…. Ingin menyampaikan amanat dari seseorang”
            “apa? Maksudnya apa?”
            “gue ingin menyampaikan kalau sebenarnya sahabat gue sudah lama suka sama lo, tapi dia tidak punya nyali untuk ngomong nya. Nah malem ini gue menyampaikan perasaan cinta Donny untuk lo Vo”
            Novi kebingungan “ lo bercanda ya?”
Donny keluar dari tempat persembunyiaannya.
            “iya nov, yang dikatakan Haikal benar” Donny meringis “kamu marah?”
            “tidak, aku hanya kanget” lirih Novi. Ya jelas gue marah, ia telah merasa kemenangan berpihak kepadanya dan kemdian tiba-tiba berantakan.
            “lalu? Apa jawabanmu Nov?” Donny menatap Novi.
            “gue pikirin dulu ya, yah satu minggu deh”

Pertemuan di Perpustakaan yang tidak di sengaja, membuat Novi mengencarkan aksinya, dari aksi meminjamkan buka untuk Haikal berlanjut makan bakso di kantin sekolah. Satu jalan terbuka lebar. Dan jalan lain bisa menyusul. Kedekatan yang tidak di sangka-sangkadengan begitu cepat dapat terbina. Member kesan mendalam dalam hati dan kemudian meraka ingin mengenang dan mempertahankan kedekatan itu agar dapat terjalin lebih lama lagi.
Sebuah janji akan terus menyanyangimulai menggoda hati. Mungkin seperti itulah yang dirasakan Haikal hingga suatu malam akhirnya dia nekat menyatakan perasaannya kepada Novi. Tak peduli meski sebenarnya ia tahu sahabatnya sendiri sangat menyukai Novi.
Malam itu mereka baru saja pulang dari Café di salah satu mall. Haikal mengantar Novi sampai di depan rumahnya. Tidak seperti biasanya. Cowok itu bukannya langsung pulang, namun malah eraih pergelangan tangan Novi.
            “Haikall?”
Haikal menatap Novi serius ‘ Novi… gue ngak yakin apakah ini benar atau salah. Gue tau lo lagi mempertimbangkan perasaaan untuk sahabat gue Donny.”
            “kenapa?”
            “gue dan Donny sudah lama bersahabat. Sejak sama-sama masuk sekolah ini. Kami bertemu dan cocok. Gue ngerasa jahat menanyakan ini. Tapi apakah ada kemungkinan lo nolak Donny?”
            “Memang nya kenapa?”
            “tapi sekarang, setelah mengenal lo ternyata guee…. Gue suka sama lo Nov” Haikal menatap Novi
            “Haikal gue ngak bisa kasih jawaban sekarang. Tapi dua hari lagi gue ultah. Gue janji gue akan beri keputusan gue” jawab Novi dengan jantung berdebar
            “benar lo akan mempertimbangkan perasaan gue?
            “benar, kita lihat saja nanti”

Sehari sebelum hari H, novi memberikan instruksi pada mantan-mantan Haikal. Novi ingin memastikan acara itu akan berlangsung dengan sukses tanpa ada kesalahan  dari pihak manapun.


“HAPPY BIRTHDAY”
Novi, Yuni, kak Jemi sibuk mempersiapkan pesta ultah untuk nanti malam.
Tamu-tamu berdatangan. Dengan antusias Novi menyambut mereka. Setelah beberapa lama menunggu tamu utama yang di tunggu pun datang. Haikal dan Donny datang. Dan Haikal terkejut melihat mantan-mantannya ada disana. Malam puncak yang di tunggu Novi pun terjadi, malam yang telah di rencana Novi dari jauh hari berhasil. Haikal berhasil di permalukan Novi pada malam itu. Novi bahagia karena dendam nya terbalaskan. Tapi entah mengapa Novi merasa kecewa pada dirinya sendiri. Semenjak kejadian malam itu Novi baru sadar ternyata apa yang dia lakukan kepada Haikal itu salah.
Pada malam itu dia tau ternyata apa yang dilakukan Haikal kepada cewek-cewk itu tidak seratus persen kesalahan Haikal. Haikal hanya memimpikan sosok seorang ibu yang baik hati, lemah lembut, cantik dan pintar yang sama sekali tidak dia temukan dalam diri mantan-mantannya. Mendengarkan alasan kenapa Haikal memutuskan pacarnya karena terlalu keras, terlalu mellow, terlalu mengekang dan kurang percaya diri membuat Novi sadar. Novi bersalah. Novi menyesal Dan Novi membuat semua orang marah  akan apa yang dilakukannya malam itu.
Wajar saja kalau Haikal mendambakan sosok ibu seperti malaikat. Karena Haikal tidak prnah merasakan itu semua semnjak dia lahir. Ibunya meninggal saat melahirkan dia, dan dia mendengar semua tentang ibu nya dari foto atau dari orang yang mengenalnya
Semenjak kejadian malam itu semua keadaan berubah.
Novi resmi berpacaran dengan Donny. Dia menerima Donny saat acarah malam itu. Dan sikap Haikal sangat berubah kepada Novi. Dia seakan tidak saling mengenal saat berpapasan ketemu di sekolah.
Ternyata Novi benar terbawa suasana. Novi benar menyukai Haikal. Saat berjalan di luar bersama Donny pun Novi membayangkan Haikal. Mengingat apa saja yang mereka jalani. Walaupun singkat, terasa sangat manis untuk Novi.
            “novi!!”
Novi tersentak
            “bengong mikirin apa?”
Novi menatap piring dan melihat makanan yang di pesannya tumpah ke meja. Sementara Donny hanya menatapnya dengan aneh “ng..tidak”

Beberapa hari kemudian Novimelihat Yuni berjalan mesrah di Koridor sekolah dengan Haikal. Entah kenapa saat menyaksikan itu terbesit rasa sakit yang menyelinap di dada. Dadanya terasa sedikit sesak. Tetapi Novi tidak berhak untuk marah. Dia telah memilih. Dan pilihannya Donny bukan Haikal. Dan Haikal juga telah memilih untuk balik dengan Yuni.
Hari sabtu siang kebetulan sekolah sedang libur. Mereka memutuskan untuk berpiknik. Couple date.
Dengan senyum puas, Novi menggelar tikar yang dibawanya. Dibantu oleh Donny, Haikal yang membawa keranjang makanan.
            “jangan dekat pohon! Nanti banyak semut!” Kata Novi sambil menggeserkan tikar.
            “lo sendiri yang meletakkan tikar itu dibawah pohon” celetuk Yuni
            “oh iya. Benar juga”
            Mereka tertawa bersama.
Haikal memandang cemburu saat melihat Donny dan Novi tertawa bersama. Tetapi dia tidak mungkin merebut pacar sahabatnya sendiri. Dia harus mengendalikan perasaan cemburu itu agar tidak membuat Yuni sakit.
            Mereka makan bersama, sebelumnya mereka memang telah membeli empat porsi makan siang beserta cemilan. Novi meletakkan piring kertas nya menjadi satu dalam satu kantong sampah yang mereka bawa. Dan membuangnya nanti saat ketemu tempat sampah.
Mereka bercanda dan tertawa bersama, dan tiba-tiba Novi berhenti tertawa dan menjerit kesakitan. “WAW!!” buru-buru Novi memegang tangan kirinya “aduh sakit..!”
            “Novi lo kenapa?” Semua panic
            “u lar ituu, tanganku digigit ular”
            Donny langsung mengambil kayu dan mengejar ular itu untuk membunuhnya.
            Sementara Haikal dengan sigap mengangkat tangan Novi dan menghisap racun ular di tangan Novi yang di gigit ular.
Semua terpana, termasuk Novi. Lalu Haikal merobek taplak dan mengikat tangan Novi dengan Robekan itu.
            “racunnya telah hilang” “tapi ayo kita bawa ke klinik terdekat untuk memastikan” kata Haikal dengan keringat yang membasahi kening wajahnya. Terlihat jelas kecemasan di wajahnya.
Dan mereka meninggalkan tempat itu.

            “loh kok sudah pulang?” Tanya kak Jemi ketika mereka sampai rumah. “loh tangan lo kenapa?”
            “digigit ular, tapi sudah diobati kok”
            “ular? Kok bisa?” Kak jemi berdiri dan melihat tangan Novi
            “ini kalau tidak berhati-hati. Jadi mengacaukan segalanya” yuni kesal
            “sorry Yun, gue tidak punya maksud…”
            “gue tidak suka cara lo dan Haikal berpandangan. Haikal itu milik gue. Jauhi pacar gue. Titik!!” yuni berlalu pergi
            “yuni!” teriak kak Jemi

            Haikal tidak bisa tidur, dia terbayang selalu akan Novi dan Donny yang tertawa bersama. Donny menggulurkan tangannya, dan mencari diary nya. Ia memeluk buku itu di dadanya.          
            “Novi”

            Minggu pagi sekali, Yuni mendatangi rumah Haikal. Yuni adalah gadis yang baik. Gadis itu jauh lebih percaya diri sekarang. Itu yang membuat Haikal senang. Tapi hanya sebatas senang. Haikal tidak memberikan hatinya untuk Yuni. Tetapi untuk gadis lain.
            “hei yun pagi sekali? Kirain agak siang? Gue belum mandi nih” sambil menyuruh Yuni masuk
            “ngak papa kok, gue tunggu. Mandi gih, pantes bau”
Haikal tertawa “okeh tunggu disini ya”
            Yuni bosen menunggu dia melihat semua foto yang terpasang, dan benar Haikal emang dari bocah sudah ganteng. Akhirnya Yuni iseng melihat kamar Haikal. Kamar Haikal adalah kamar yang rapi untuk ukuran cowok. Mata Yuni tertuju pada buku diary yang ada di meja samping kasur haikal.
Lalu ia membuka diary dan senyumnya memudar
            “Novi gue sadar gue mencintai lo”    
            “hei! Apa yang lo lakukan?” sambil merebut buku tersebut “gue nyuruh tunggu didepan. Lo tidak bisa membuka barang pribadi orang lain sembarangan!!”
            Yuni menatap Haikal dengan perasaan terpukul “ jadi selama ini gue hanya orang lain untuk lo? Lo bilang sayang, dan lo ingin embali sama gue ternyata hanya modus saja? Lo sebenarnya sayang dengan Novi kan”
            Haikal gelagapan.
            “benar bukan? Sebenarnya gue sudah lama curiga dengan ini. Tapi gue selalu berusaha menyakinkan hati gue. Lo benar-benar berengsek!! Mata Yuni mulai berkaca
            “yuni, gue bisa jelasi! Jangan pergi! Lo ngak bisa pergi dengan cara begitu!”
Yuni tidak peduli. Ia berlari dengan air mata keluar meninggalakan Haikal

            “sudah datang Don? Ayok masuk” ucap Novi menyambut kedatangan Donny
Donny mengikuti Novi “sendirian ya? Kak Jemi dan Yuni mana?”
            “kak Jemi kerumah temannya, kalau Yuni ke rumah Haikal. Mau minum apa?”
            “nanti saja ambil sendiri, tangan kamu sudah baikan?”
            “sudah kok, tinggal buka perbannya saja”
            “Nov, gue mau bicara sama lo, dan in serius” donny gelisah
            “serius amat? Kenapa? Gue dipecat dari redaksi?”
            “ini tentang kita” lirih Donny
Novi tertegun “maksudnya?”
            “sejak kemarin gue memikirkan ini, sebenarnya lo ngak ingin jadi pacar gue kan? Lo hanya terpaksa dengan menerima gue malam itu kan?”
            “donny”
            “selama ini gue sangat sayang sama lo Nov, gue selalu bilang gue mencintailo. Tapi apa pernah lo membalas itu? Lo sama sekali tidak mempunyai perasaan ke gue”
            “gue kekaksih lo, apa sikap gue selama ini belum cukup?” jawab Novi
Donny menatap Novi tajam “baiklah apa lo mencintai gue?” Novi terdiam “gini apa lo pernah mencintai gue? Desak donny sedih
            “lo ngak bisa jawab. Kemarin saat gue melihat Haikal dengan sigap menolong lo, gue sadar kalau ternyata sahabat gue sendiri beneran jatuh cinta sama lo. Dan lo sendiri terperangkap dalam jebakan lo sendiri. Lo memang tidak mengakui itu. Tapi lo juga mencintai Haikal”
            “don, lo salah. Gue ngak.
            “tidak. Gue benar. Saat lo dan Haikal saling tatap, gue merasa kita tidak memiliki tatapan itu. Lo mencintai Haikal Nov, lo tidak mencintai gue”
            “tidak Don. Haikal sudah menjadi milik Yuni. Dan gue…
Yuni membuka pintu dengan kasar sambil menangis
            “Yuni? Lo kenapa?!”
            “gue tidak sudi mempunyai sepupu munafik seperti lo!”
            “kenapa? Gue kanapa?” Novi bingung
            “gue baru saja dari rumah Haikal, dan tanpa sengaja gue melihat diary nya. Disitu dia menulis kalau dia mencintai lo Nov! ini semua gara-gara lo! Gue benci sama lo!”
            “lo dengar? Haikal cinta sama lo. Dan lo tidak perlu berbohong lagi Nov sebenarnya lo juga mencintai Haikal” kata donny marah dan buru-buru pergi meninggalkan Novi sendiri.
            “Donny!! Tunggu!” Novi mengejar Donny dan menarik tangannya.
            “sudahlah, sekarang lo harus meluruskan semua nya. Kalau tidak situasi akan semakin buruk. Dan dapat menyakitkan gue, lo, Yuni dan Haikal” “saat ini gue butuh waktu sendiri, gue membenci lo Novi dan Haikal. Untuk semnetara kita tidak usah bertemu dulu!”

            Hujan mulai turun. Petir mulai menyambar. Saat Novi memasuki teras rumah. Perasaan Novi kacau. Dia tidak mengira karena emosi nya waktu itu membuat suasana sangat buruk. Dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Dia jatuh hati pada Haikal. Dia terperangkap dalam jebakan yang dia buat sendiri. Tetapi Novi malah memilih Donny dan Haikal memilih Yuni sepupu nya. Dia benar-benar kacau.
            “pokonya aku tidak mau serumah dengan orang munafik seperti Novi! Kaka harus mengusirnya! Suara Yuni terisak nangis di ruang tamu.
            “kamu bicara apaan sih? Jangan asal tuduh sembarangan, dia tidak sengaja merebut Haikal darimu” ucap kak Jemi
            Perdebatan dan pembelaan kak Jemi membuat Novi semakin sakit dan semakin meras bersalah. Tangis Novi pun meledak. Hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar ini seakan menggambarkan suasana hati Novi.
            Novi tidak mampu masuk kerumah dan bertemu dengan Yuni. Novi menelusuri jalanan sepi dengan air mata yang membasahi pipinya.

            “yuni?” Haikal terkejut menggangkat telepon dari Yuni
            Haikal menutup telepon dengan cemas sekaligus takut. Ini sudah hamper tengah malam dia tidak menemukan Novi. Ya Haikal pergi untuk mencari Novi. Karena Yuni bilang Novi pergi dari rumah dari siang tadi sampai sekarang. Yuni takut novi mendengar pembicaraan dia bersama kak Jemi tadi. Tanpa membawa apapun. Jika dia bersama dengan Dony. Tidak. Donny ada di bandung sekarang. Haikal memutuskan untuk pulang kerumah. Ia menghentikan mobilnya di depan pintu masuk. Ia tidak rela masuk sementara dia tau Nnovi ada diluar sana entah dimana.

            Haikal tanpa sengaja menangkap bayangan seseorang tidak jauh dari rumahnya. Tetpatnya dibawah pohon samping rumahnya.
            “ya Tuhan”
Buru-buru haikal keluar dan membawa paying yang dia siapkan.
            “Novi?” Haikal maju memanyungi gadis itu.
            “apa yang lo lakuin di tengan malam dan hujan deras begini?” Haikal geram.
Novi tidak mampu menjawab. Giginya gemeletuk menahan dingin.
            “ayo masuk. Lagian kenapa diam disini. Seharusnya lo masuk atau menelepon gue. Lo bisa sakit karena kedinginan”
            “haikal…”bisik Novi sambil terisak nangis.
            “ya?”
Tiba-tiba Novi menggulurkan tangan dan memeluk Haikal erat-erat. Haikal bengong.
            “Kenapa semua ini terjadi? Kenapa kita tidak bertemu dalam keadaan yang lebih baik. Seandainya gue dapat mengulang waktu. Gue akan bilang mencintai lo saat gue tahu apa yang gue rasakan. Dan bukannya menyakiti semua orang yang gue sayangi”
Haikal tertegun dan kaget mendengar itu.
            ‘lo bilang apa? Barusan lo bilang lo mencintai gue?”
Novi mengangguk “ gue mencintai lo Haikal”
            “gue juga mencintai lo Nov, gue selalu mencintai lo sejak pertama kali ketemu”

            “sudah merasa lebih baik?” Tanya Haikal setngah jam kemudian. Novi sudah mandi air hangat dan berganti pakaian milik Haikal.
            “ia sudah meras lebih baik”
            “minumlah. Setelah itu lo akan merasa hangat” Haikal member secangkir the hangat
            “sekarang sudah hamper dini hari, lo menginap disini saja. Lo akan tidur di kamar gue dan gue tidur di depan tv”
            “tidak jangan. Apa kata orang anak gadis menginap di rumah temen cowoknya. Gue juga mau meluruskan masalah dengan Yuni” Seru Novi terkejut.
            “besok pagi saja. Gue tadi sudah menelepon mereka kalau gue menemukan lo dan ada disini” “lagian kita tidak sedang sendirian disini. Di kamar sudut ada ayah gue dan dua orang pembantu disini” “dan lo harus ingat kalau kita bukan teman. Lo dulu hanya ingin membalaskan dendam sama gue. Benarkan?
            “maafin gue”
Mereka bertaut pandang. Saat itu pula Novi dan Haikal meresmikan hubungan mereka

Keesok paginya Haikal menemani Novi kembali kerumah. Perasaan Novi takut akan ketemu sepupu nya. Dia masih canggung dengan keadaan ini. Tapi Haikal selalu mendukung. Yuni memang tidak langsung bersikap baik. Dia masih patah hati dan kecewa. Tetapi dia sadar. Dia tidak berhak memaksakan hati seseorang. Dan dia tidak mungkin melupakan ikatan darah hanya karena seorang cowok.
            “gue minta maaf yun, gue sama sekali ngak berniat menghianati lo, gue sayang sama lo” kata Novi lirih.
            “gue tau, ya sudahlah lagi pula enakan tidur berdua daripada sendirian”
Senyum mereka pun mencarir. Kekakuan sudah pecah.

            Beberapa bulan kemudian. Donny memang sudah mengikhlas kan Novi untuk sahabatnya. Tetapi masih saja ada rasa sakit saat melihat mereka berdua. Hanya saja persahabatan lebih baik dari pada harus bertengkar masalah cewek.
            Rublik majalah sekolah pun semakin banyak peminat, dan pihak sekolah member penghargaan untuk tim redaksi majalah sekolah yang telah mengharumkan nama sekolah. Novi tertawa bahagis. Untuk penghargaan yang di perolehnya dan untuk Haikal yang telah membuktikan kesetiaannya. Makin lama mereka saling mengenal satu sama lain. Mereka menemukan banyak hal menarik dari diri masing-masing. Dan semoga cinta mereka tetap bertahan selamanya. 

Nama : Oktami Siera Citata
 NPM : 01.16.038
TUGAS PENULISAN KREATIF CERPEN

Creativepreneur Millennials Bersama All New Ertiga Suzuki Sport

Palembang, 24 Maret 2019 bertepat di Palembang Indah Mall diadakan Talk Show dengan Bintang Tamu pembica Elysa Dian Thamrin selaku Di...